Jaran Kepang
Kesenian Tradisional Jaran Kepang Mengguncang Belanda.
Penulis: Sita Aulliya
Pada tanggal 3 September 2022 program tahunan festival kultur dan kebudayaan yang diadakan di Papendrecht (Belanda bagian selatan), delegasi dari Indonesia menjadi bintang yang mampu menyedot perhatian pengunjung yang datang.
Selain stand batik dan kuliner khas Indonesia yang menyediakan menu (sate ayam lontong, soto ayam, lumpia, martabak dan bubur ketan hitam), masih ada stand dari negara lain yang menjual kulinernya.
Turki, Suriname, Maroko, CuraƧao,afrika adalah beberapa negara yang ikut partisipasi di dalamnya.
Acara yang sudah dipersiapkan dengan matang itu diadakan di sebuah lapangan kota Papendrecht, tepatnya di vijverpark.
Sebuah podium dibuat lebih tinggi dan diletakkan ditengah lokasi festival, menghadap ke tenda-tenda yang bertuliskan nama negara peserta.
Dengan panggung dasar berada persis ditengah-tengah, yang digunakan untuk unjuk kebolehan pementasan semua peserta.
Ada sepuluh negara yang ikut ambil bagian, dengan lima tenda yg besar yang dipersiapkan. Empat tenda untuk menjual makanan dari masing-masing negara termasuk indonesia, satu podium, satu lantai dasar untuk pertunjukan,tenda bar untuk penjual minuman dari pemerintah Papendrecht, ruang P3K dan petugas keamanan tentunya.
Tari perut ala Timur Tengah, tari langkah sepatu ala Irlandia, Flamingo, musik jimbe dan perkusi ala Afrika juga peragaan busana dari berbagai negara menjadi hiburan dan pertunjukan yang menggembirakan.
Selain cuaca yang terbilang cukup cerah diawal bulan September bagi negara yang memiliki empat musim seperti Belanda.
Delegasi Indonesia membawa kesenian tradisional Jawa Timur, yaitu Jaran Kepang dan dikemas dalam sebuah theater kecil yang berjudul "Kidhung Tresna Galuh Chandrakirana"
Sita Aulliya seorang penyair dan penulis cerita, sengaja mengangkat kesenian daerah dan sedikit sejarah kerajaan Kediri bersama beberapa pekerja seni yang ada di Belanda.
Dalam ceritanya, mengisahkan perjalanan putri Galuh Chandrakirana dari kerajaan Kadiri dalam mencari kekasihnya yaitu raden Panji Asmoro Bangun dari kerajaan Jenggala.
Meski cerita Panji sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia non bendawi dan memiliki 7 versi, namun dengan sentuhan sastra geguritan Jawa yang dipadu dengan musik seni peran dan tarian.
Suguhan delegasi dari Indonesia mampu membuat semua semua pengunjung berdecak kagum dan mengikuti setiap gerakan dari para pemeran yang terlibat di dalamnya.
Terbukti dengan datangnya salah seorang pimpinan dari pemerintah kota Papendrecht Martin Hardam ke belakang panggung yang secara langsung memberikan ucapan selamat apresiasi positif, bahkan bersiap untuk mengundang di acara mereka berikutnya.
Juga salah satu ketua partai yang bergerak dalam bidang kebudayaan dari pemerintah setempat Ruud Lammers yang langsung mengucapkan terima kasih serta rasa kagum terhadap penampilan delegasi Indonesia.
Salah satu pemeran dan juga pegiat seni di Belanda Dwi Hariani menyatakan bangga, senang dan juga terharu atas antusias penonton yang luar biasa. Dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepercayaan dan peran yang diberikan kepadanya.
Dan untuk kedepan dia juga berharap semoga delegasi Indonesia semakin kompak dalam melestarikan budaya Nusantara dimanapun berada.
Secara langsung Sita Aulliya yang sebagai penulis, pengarah dan pengatur ceritapun mengiyakan dan menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali kekayaan keindahan budaya tradisional yang harus mulai diberikan kesempatan dan dikenalkan kepada dunia.
Salah satunya adalah kesenian tradisional Jaran Kepang yang baru saja ditampilkannya bersama kawan-kawannya.
Lisse 04/09/2022
Komentar
Posting Komentar