Pagi Di Depan Rumahku
~Pagi di depan rumahku~
Suasana basah dan berkabut menyambut pagi ketika kubuka selambu jendela.
Sekumpulan burung hitam tampak bertengger diranting yang tak lagi berdaun.
Kemudian terbang, meninggalkan dahan.
Mungkin mencari makan direrumputan yang masih menyisakan bebijian.
Terhenyak aku terpaku dalam sendiri. Menatap sekitar yang begitu sepi.
Pintu-pintu yang terkunci. Mobil-mobil yang berjajar rapi bak tak berpenghuni.
Meski langit tampak putih, tetapi dia tak menjanjikan kehangatan. Karena kuasa musim dingin telah sampai di putaran.
Mungkinkah berlindung dibalik selimut adalah pilihan?
Mungkin sebagian orang akan memilihnya, dan menempatkannya sebagai keadaan yang harus dikeluhkan.
Tetapi tidak bagiku!!!
Dingin musim ini harus dikalahkan dengan semangat dan tekat.
Bahwa hidup harus bergerak dan berjalan.
Dan bertahun sudah kujalani putaran hari di benua ini.
Rindu tanah kelahiran harus kutahan karena keadaan.
Pelukan hangat mereka yang disana, menjadi cerita yang selalu kubanggakan.
Cerita kebersamaan yang penuh kelakar menertawakan cerita kita.
Bermain hujan, menaiki batang pohon pisang, menarik kereta dari pelepah kelapa, hingga mandi di sungai yang masih jernih airnya.
Ahhh...aku merindu suasana itu.
🙏🙏🙏
Lisse
27/12/2021
Komentar
Posting Komentar