TOLERANSI
"Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung"
Sebelum menulis lebih panjang, perlu kujelaskan bahwa aku adalah seorang muslim. Sejak tinggal di Belanda, tiap kali menjelang Natal dan tahun baru dimana-mana bertebaran hiasan dengan tema yang sama. Sinterklaas, pohon cemara, salju, kereta rusa, topi natal, lonceng dan juga lampu lampu hias yang berkerlipan.
Di pusat-pusat perbelanjaan, jalanan, rumah-rumah dan perkantoran.
Demikian pula aku dan keluargaku. Dalam menghias pohon natal kita mempunyai pernak-pernik untuk kita gunakan tiap tahunnya. Dan pohon cemara yang kupilih adalah cemara dari plastik.Selain pohon natal, ada juga aneka hiasan yang kuletakkan diatas meja dan belakang jendela. Anak-anak yang mengatur pohon natal, suami yang menata lampu kelap kelip di kebun, aku sendiri bagian merapikan dan menyimpan hiasan lama untuk sementara. Sebelum kuganti dengan dekorasi natal.
Ada kebersamaan dan diskusi yang hangat ketika kami melakukannnya. Lalu apakah serta merta aku menjadi Kristen?
Tentu tidak, setelah semua selesai dan rapi. Aku tetap menjalankan kewajibanku sebagai seorang Muslim.
Sembahyang!!!
Lalu pohon natal dan kawan kawannya bagaimana?
Ahhh....bagiku itu sekedar hiasan dan bentuk penghormatan terhadap umat yang sedang merayakan hari kelahiran Tuhannya.
Dan, pada tanggal 25 Desember biasanya kita sarapan pagi bersama. Kali ini sarapan agak istimewa. Karena ada Kerstbrood (roti khas Natal) juga aneka kue-kue juga coklat dan paket-paket makanan yang bertema Natal yang dijual di supermarkt sebagai spesial produk untuk kristmas.Bagiku apapun itu, sarapan tetaplah sarapan.Tidak ada roti Muslim ataupun Kristen atau kepercayan lain. Apalagi berubah menjadi makanan haram.
Kenapa?
Karena semua dibeli dengan uang hasil kerja, bukan hasil korupsi atau mencuri.Jadi apapun yang dimakan tidak serta merta menjadikan fungsinya dan rasanya berbeda.
Yang pasti ketika hendak makan, tetap kumulai dengan Bismillah dan kuakhiri dengan Alhamdulillah.
Tak lupa kunyalakan musik bernuansa Kristmas komplit dengan videonya sebagai pelengkap pagi kami. Mau apapun dan bagaimanapun situasinya, bagiku alunan musik itu indah dan tidak membuat keyakinanku serta merta berubah.Dan musik yang bernuansa Kristmas bagiku tidak masalah. Kalau ada yang menjadikan ini masalah mungkin kopinya kurang kental dan mainnya kurang jauh.Masa musik punya agama?
Coba saja makan di rumah makan Bali. Maka sayup akan terdengar suara gemelan Bali. Atau rumah makan Sunda dengan degung Sundanya, atau rumah makan Jawa dengan gamelan klasik Jawa pula. Sedangkan pembeli yang datang dari berbagai macam orang dan kepercayan. Apakah kemudian mereka akan berubah kepercayan sesuai tempat dan musik yang mereka dengarkan?
Tidak bukan!!
Kartu ucapan juga menjadi tradisi yang selalu menyertai.Berbagai kartu ucapan datang dari keluarga, kenalan dan tempat kerja. Padahal mereka tahu aku seorang muslim. Ketika menerima kiriman kartu ucapan apakah kemudian disebut kafir?Sungguh pemikiran yang dangkal bila ada yang berpikir demikian.Bagiku mereka mengirimkan kartu ucapan adalah sebagai bentuk penghargaan karena memang saling mengenal. Soal aku merayakan atau tidak, sepertinya tidak menjadi masalah buat mereka. Yang pasti meski dirumah ada atribut kristmas mulai dari dekorasi dan tradisi, tetapi keyakinanku tetap satu. Dan ibadahkupun tetap berjalan sesuai imanku.
Tetap muslim!!!
Oiyaaa.. hampir lupa.Natal, kado dan bonus tahun baru. Acara tukar menukar dan saling memberi kado juga menjadi salah satu agenda kami.Apakah ini dosa, dilarang, melanggar ajaran agama? Bagiku tidak. Karena disini kita belajar bagaimana menanamkan sifat saling peduli dan memberi. Ada juga bonus dari tempat kerja yang selalu kutunggu. Selain bingkisan barang, biasanya juga mendapat uang ataupun kadobon yang bisa kubelanjakan. Senang sekali bukan? Pastinya iya.
Lalu apakah bonus dan uang ini disebut uang haram karena diperoleh dari orang kafir?Karena aku bekerja dengan orang Yahudi dan Nasrani. Bagiku tidak, karena yang terjadi adalah hubungan kerja secara simbiosis mutualisme. Saling membutuhkan dan menguntungkan, walaupun banyak perbedaan. Saling jujur dan saling percaya walaupun berbeda bangsa. Juga bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Bagiku tidak ada yang salah.
Perbedaan itu indah!!!
"Saling menghargai adalah sikap manusia yang berwawasan tinggi."
"Seluruh agama mengajarkan kebaikan, jadilah umat beragama yang menebarkan kedamaian"
Selamat merayakan Natal bagi yang merayakan, dan selamat menyambut datangnya tahun baru bagi semuanya
Penulis Sita Aulliya
Lisse
25/12/2021
Komentar
Posting Komentar