Budak Nafsu Ibu Kost part 5
~ Budak Nafsu Ibu Kost~
Part5
Plaaak....sebuah tamparan keras mendarat dipipi Kalandra.
Mahasiwa semester akhir, jurusan Seni yang berpenampilan nyentrik itu tak sempat lagi menghindar.
"Jadi benar, selama ini kau juga meniduri Virly?"
"Bajingan kau Ndra," damprat sang ibu kost dengan emosi yang meledak luar biasa.
"Seperti halnya kamu, aku tak pernah memintanya Ve," jawab Kalandra dengan santai.
"Kalau aku harus menikahinya, dengan senang hati aku akan melakukannnya," imbuhnya lagi.
"Tanpa cinta?" Tanya Ve dengan geram.
"Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu Ve, yang penting aku dan Virly saling nyaman dulu," jawab Kalandra masih dengan tenangnya sambil mengelus pipinya yang panas karena tamparan calon ibu mertuanya.
"Untuk menyiapkan sebuah pernikahan, aku harus pulang dulu Ve, minta restu pada orang tuaku, juga surat surat untuk syarat administrasi," ucap Kalandra datar tanpa emosi.
"Pulang? Kau tak akan lari kan Ndra?" Belalak Ve ketika mendengar ucapan Kalandra.
"Lari?"
Kereta yang membawa keduanya hampir tiba di stasiun tujuan.
Setelah hampir delapan jam dalam perjalanan.
"Cantik sekali gadis ini," batin Kalandra sembari memandangi Virly yang tertidur pulas di bahunya.
"Benarkah bayi yang dikandungnya adalah anakku?"
"Apakah aku mencintainya?"
Berbagai kecamuk tanya melintas di hatinya.
"Vir....bangun, kita hampir sampai," ucap Kalandra lembut sembari menyentuh pipi gadis itu.
"Huuuft,...pulas sekali ya tidurku?" Tanya Virly sembari melemaskan otot lengannya.
"Sangat, sampai mendengkur didengar orang satu gerbong kereta," jawab Kalandra setengah bercanda.
"Oooh...realy Ndra?" Jerit kecil Virly sambil menutup mulutnya.
"Kita hampir tiba, kemasi barangmu, jangan sampai ada yang ketinggalan," ucap Kalandra.
"Siaaaap pak masinis," jawab Virly dengan gaya gurauan pula.
Dari stasiun mereka telah dijemput oleh kerabat Kalandra untuk menuju kerumah orang tuanya.
Sebuah rumah dengan arsitektur seni yang nyaman. Juga para penghuninya yang ramah menyenangkan.
"Bapakku seorang pelukis, dan ibukku mempunyai sebuah sanggar tari tak jauh dari sini, besok aku ajak kamu kesana," ucap Kalandra tentang keluarganya.
"Ini siapa?" Tanya Virly menunjuk sebuah foto yang tergantung di dinding.
"Itu kakek buyutku," jawab Kalandra.
"Ganteng sekali," imbuh Virly.
"Masih ada darah Belanda, mungkin dulu waktu jaman perang mereka malah pacaran," jawab Kalandra semaunya.
"Ndra....aku sungguh mencintaimu," ucap Virly keluar dari tema pembicaraan.
Kebiasaanya menggelendot manja, membuat lelaki itu tak bisa menahan gejolak darah mudanya.
"Jangan pernah tinggalkan aku Ndra," bisiknya mulai mengelus lengan lelaki pujaan hatinya.
Dan, sentuhan sentuhan lembut yang seolah sengaja dilakukan membuat keduanya kembali dibakar nafsu yang terlarang.
"Tutup pintunya Ndra," lembut suara Virly dari atas tempat tidurnya.
Nafsu yang sudah memuncak di kepala, seoalah tak terbendung lagi.
Tak ada yang luput bagian tubuh polos gadis itu dari sentuhan lelaki yang sama-sama telah tak berbusana.
Desahan keduanya berpacu dengan keringat yang membasahi badan.
Hingga sampai di puncak kenikmatan.
"Bapak sama ibumu ini juga pernah muda Ndra, jadi apapun keputusanmu ya jalani saja. Tapi ingat, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kau pilih," ucap lelaki paruh baya sambil menghisap rokoknya.
"Ibupun sama, hanya bisa memberikan restu. Semoga hidup kalian berbahagia." Tambah wanita yang masih tampak cantik dan langsing di usianya yang tak lagi muda.
"Inggih pak, buk... Saya cuma mohon do'a dan restu dari bapak dan ibu," ucap Kalandra sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
Di ikuti Virly dengan melakukan hal yang sama.
Begitulah, kedatangan dan perkenalan Virly ke keluarga Kalandra berjalan dengan penuh kehangatan. Sebuah keluarga dengan pemikiran yang terbuka. Yang tidak terjebak oleh peliknya aturan. Juga tidak membuat sebuah keterlanjuran menjadi penyesalan dan uring- uringan tanpa memberikan jalan keluar.
Bila memang saling suka dan terlanjur hamil, menikahlah!!!
Akad nikah sederhana telah dijalani keduanya.
Tidak ada pesta besar, karena memang semuanya tanpa rencana sebelumnya. Yang penting sah secara hukum dan agama.
Tak ada pihak dari keluarga Kalandra yang hadir, hanya beberapa orang teman kampusnya. Tetapi dari keluarga perempuan ada beberapa kerabat yang datang. Karena selain keluarga besar, memang mereka masih tinggal dikota yang sama. Wajah Virly tampak berseri seri dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
Bahagia.
Sementara kecamuk hati Ve tiada seorangpun yang tahu.
"Lelaki muda yang selama ini sering ditidurinya, kini menjadi menantunya"
"Bagaimana jika Virly tahu bahwa suaminya pernah bercinta dengan mamanya"
Dan berbagai rasa dan tanya yang seolah tidak masuk akal untuk diungkapkan.
Sebuah hotel mewah di kawasan pegunungan yang sejuk sengaja dipilih Virly untuk menjadi tempat bulan madunya. Di usianya yang masih muda, dia termasuk sukses dengan jaringan bisnis yang dibangunnya. Otaknya cemerlang, sehingga study dan karirnya berjalan seimbang. Ditambah pula basics keluarganya yang boleh dibilang memang lebih dari berkecukupan.
"Jangan malam ini sayang, aku sedang berhalangan," ucap lembut Virly ketika tangan Kalandra mulai memeluk pinggangnya.
"Berhalangan? Menstruasi maksudmu? Bukankah kamu sedang hamil?"
Bertubi pertanyaan lelaki itu kepada perempuan yang kini sudah menjadi istrinya.
"Kau pikir aku hamil sungguhan Ndra?"
"Apa aku ini bocah kemarin sore yang dengan mudahnya hamil tanpa berpikir panjang kedepan?"
"Karena aku sangat mencintaimu dan merasa begitu nyaman bersamamu Ndra."
Ucap Virly panjang lebar memberikan penjelasan atas kebohongannya.
"Jadi kalian bersekongkol?" Tanya Kalandra masih belum sepenuhnya paham.
"Mama tidak tahu kalau yang kukirimkan itu test kehamilan milik temanku, sampai saat ini mama masih mengira aku mengandung anakmu." Jawab Virly dengan tenang. Karena dia tahu persis Kalandra tidak akan marah kepadanya.
"Kenapa kau membohonginya Vir?" Tanya Kalandra.
"Karena saat itu kamu tinggal dirumah mama, aku ingin mama langsung berbicara denganmu Ndra, setidaknya aku mendengar reaksimu yang mau bertanggung jawab atas kehamilanku. Dan dari situ aku tahu kalau kaupun mencintaiku." Jawab Virly dengan lembut dan tatapan mata yang manja menggoda.
"Tanpa kau bohongipun aku sudah menyukai dan menyayangimu Vir," ucap Kalandra dengan perasaan yang semrawut. Entah sedih, kecewa atau bahagia.
"Kamu tak pernah memberikan jawaban yang pasti Ndra, kamu selalu menggantung ucapan tiap kali aku bertanya tentang perasaanmu. Sementara aku takut kehilangan dengan jarak kita yang berjauhan," rajuk Virly mulai dengan melepas kancing baju lelaki itu.
Kemudian dengan sengaja dibiarkannya ujung buah dadanya menyentuh kulit tubuh suaminya.
"Aaah...Vir,...ini gila sayang,...ouhh" desah lelaki itu ketika jemari dan bibir Virly mulai menyentuh, mencium, lalu melumat dengan lembut tubuh bagian bawahnya yang sudah keluar dari sarangnya.
"Kau menyukainya?"
"Ohhhhh...."
Tak ada jawaban dari Kalandra selain desah kepuasan yang telah sampai diujung kenikmatan meski tak melalui hubungan badan.
"Besok malam, om Bernard mau datang mengunjungi kalian, sekalian mau ngajak makan malam karena waktu itu tidak bisa hadir," terdengar suara mamanya dari ujung telepon.
"Iya, tadi juga sudah Whatsapp ke aku ma, katanya mau sekalian ngenalin calon istrinya," balas Virly menyambungi suara mamanya.
"Ahhh...masih percaya dengan gombalan om Ben, calon istri yang keberapa lagi yang mau dikenalin?" Jawab mamanya seolah paham dan tahu betul sifat Playboy adiknya.
"Suamimu kemana? Kok nggak terdengar suaranya?" Tanya mamanya.
"Dia lagi mandi ma, tadi kita seharian ngobrol dengan keluarganya. Pokoknya semua asyik dech ma," jawab Virly dengan riangnya.
"Ohh...syukurlah kalau semua juga bahagia dengan pernikahan kalian." Imbuh mamanya yang bisa merasakan kebahagiaan anaknya.
"Besok mama ikut kesini kan?" Tanya Virly lagi.
"Iya dong sayang, mama kan juga kangen sama kalian," renyah jawaban dari mamanya seolah menggambarkan kondisi kesehatannya yang benar-benar sudah normal kembali.
"Oke ma, aku juga sudah kangen sama mama, sampai besok ma." Tutup Virly setelah ngobrol ngalor ngidul dengan mamanya.
Sementara Kalandra masih rebahan berendam dalam bathup, menikmati hangat dan segarnya mandi dipagi hari.
Malam yang ditunggu pun tiba.
Dengan gaun hitam panjang tanpa lengan membuat tubuh Virly begitu sempurna dimata Kalandra.
Make-up minimalis dengan rambut dicepol praktis membuat tampilannya kian mempesona.
"Kamu cantik sekali malam ini Vir," sanjung Kalandra mengagumi kecantikan istrinya.
"Malam ini saja? Berarti kemarin kemarin jelek ya?" Sungut perempuan muda itu dengan manja.
"Kemarin kemarin cantik, tetapi malam ini lebih cantik.... Cantik sekali," jawab Kalandra dengan gemasnya.
"Cuma sekali? Hanya sekali?" Rajuk Virly lagi
"Seterusnya dech....selama lamanya yang cantik cuma istriku saja," jawab Kalandra sambil tertawa.
"Sudah ahhh...om Ben sama mama sudah menunggu di restorant bawah, katanya om Ben bawa calon istrinya lho Ndra," pungkas Virly bergegas menggandeng tangan suaminya.
Benar benar pasangan serasi. Dua sejoli yang sedang berbulan madu yang masih panas panasnya.
Sesampai di restoran, tampak Tante Ve dan Om Ben dan seorang wanita sudah menunggu disana.
Ve yang duduk menghadap pintu masuk segera berdiri ketika mengetahui kedatangan anak dan menantunya.
Sementara Om Ben dan "pacarnya" belum menyadari kedatangan keduanya.
"Mari,...mari... duduk, mama sudah pesan tempat untuk kita berlima," ucap Ve sumringah.
"Hai selamat buat kalian yang sedang berbulan madu ya, semoga bahagia selama lamanya," ucap om Ben dengan ramahnya.
"Ohhh...iya, kenalkan, ini calon istri om, walaupun masih muda tetapi kalian harus memanggilnya tante lho ya," kelakar om Ben dengan bangga memperkenalkan wanita yang bersamanya.
"Tatia........" Tercekat bibir Kalandra seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Dan buru-buru menarik tangannya dari genggaman ketika saling berjabatan.
Terperangah Kalandra ketika mengetahui siapa wanita muda yang "dibawa" Om Ben.
Demikian pula dengan Tatia yang tak kalah terkejutnya.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Om Bernard dengan mengernyitkan dahinya.
Ada hubungan apa antara Kalandra dan Tatia?
Ikuti di part 6.....🙏🙏🙏
BERSAMBUNG
Komentar
Posting Komentar