Budak Nafsu Ibu Kost part2


 ~Budak Nafsu Ibu Kost~


Part2


Tak terasa hampir enam bulan aku tinggal disini. Tempat kost yang nyaman dengan fasilitas plus yang kudapat dari ibu kost yang spesial. Diusianya yang menginjak kepala empat penampilan tante Ve boleh dibilang tidak kalah dengan teman teman kampusku. Lebih seksi dan modis malah.

Kegemarannya fitness membuat bentuk tubuh dan staminanya terjaga, untuk urusan ranjang jangan ditanya.

Juara!!!!!


Malam itu, baru saja aku tuntaskan hasrat kelelakianku.

Gairah tante Ve yang hampir dua minggu kutinggal pulang karena pernikahan kakakku seolah kian liar menggebu.

Sementara aku yang baru saja melakukan perjalanan jauh dibuat "klenger" duluan oleh kebinalan janda muda bekas istri pejabat pegawai pemerintahan.

"Kau benar-benar luar biasa Ve," terengah ucapku menikmati sisa kenikmatan yang masih di ubun kepala.

"Aku kangen kamu Ndra" ucapnya manja sambil mengelap keringat yang membasahi tubuhku.

"Aku takut kau akan meninggalkan aku," nakal tangannya mulai meraba tubuh bagian bawahku.

"Ve, biarkan aku bernafas dulu," hindarku sembari mengecup bibir merah yang yang selalu tersenyum merekah itu.

"Tanganmu, jemarimu begitu indah, jangan hanya tuts pianomu yang kau mainkan sayang," lirihnya dengan mata terpejam membimbing tanganku untuk membelai dan mencumbui kewanitaannya.

Darah muda yang mana yang mampu menolak bila sudah diposisiku?

Dan, kamar yang terpisah yang dibatasi dengan taman minimalis dan kolam ikan kecil itulah yang menjadi saksi pergumulan gairah kami.


"Eh...kamu Mal, malam-malam begini kok belum tidur? Mau kemana?" Tanyaku ketika tanpa sengaja berpapasan dengan Jamal, lelaki muda dari desa yang beberapa minggu ini bekerja serabutan dirumah kost ini.

Kadang sopir untuk tante Ve, kadang tukang kebun, kadang juga tukang pijit untuk penghuni kost. Usianya sedikit lebih muda dariku. Dengan rambut cepak perawakan sedang dan badan padat berotot tampaknya Jamal lebih cocok menjadi tentara.

"Anu...anu mas, saya mau ke kamar kecil," jawabnya agak blingsatan.

"Kamar kecil atau kamar kecil?" Godaku asal bunyi.

"Benar mas, ini saya sudah sangat kebelet," jawabnya sambil meringis memegangi perutnya.

"Ya sudah....sana selesaikan hajatmu," ucapku sebelum berlalu menuju ke kamarku.


Sesampai dikamarku, entah apa yang menggoda pikiranku untuk kembali menengok ke lantai bawah.

Gelagat dan bahasa tubuh Jamal kurasa ada yang aneh.

"Ahhh ...gila, masa iya begitu?"

"Bisa saja begitu, dia kan doyan banget sama yang muda-muda, kamu saja bisa dibuat kecanduan begitu."

Bermacam pikiran tumpang tindih di kepalaku.

Sulit sekali kupejam mataku, hingga sayup sayup suara azan subuh terdengar di telingaku.


Daripada bengong mending mandi besar dan menyegarkan pikiran.

Bergegas aku bangkit dari aktivitas kaum rebahan sejak tadi malam.

"Praaanggg........"

Belum lagi langkah kaki sampai ke kamar mandi, terdengar bunyi benda jatuh dari lantai bawah.

Aku yang hanya berbalut handuk otomatis segera mencari musabab suara itu.

Semua penghuni kost masih terlelap, karena memang masih terlalu pagi untuk berangkat kerja ataupun kuliah.

"Ohhh...eh, mas Andra....saya...saya sedang anu...." Tampak Jamal tergopoh dan gugup sambil memegangi celana jogging andalannya yang setengah melorot.

Tetapi... ada yang aneh.

Kenapa tangannya berlumuran darah?


Cek ombak lagi gaaaest.

Kalo banyak yang koment cuzzzzz kita lanjut ke part yang lebih seru.

Okay beibeeeh♥️♥️♥️


BERSAMBUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terompah Kyai Ngabdulah

Randha Bingung #8

Sukarni #5