Doktrin


 ~Doktrin~


Sebelum saya menulis lebih jauh, perlu saya tegaskan bahwa doktrin yang akan saya sampaikan bukan sesuatu yang menyinggung soal kepercayan, politik ataupun hukum.

Tetapi sebuah doktrin yang menyenangkan dan tidak merugikan siapapun.


Sejak tinggal di Belanda, otomatis kehidupan saya berubah. Sandang, pangan, papan adalah tiga kebutuhan yang sangat mendasar.

Kalau sandang dan papan sama sekali tidak menjadi soal, tetapi "pangan" menjadi sesuatu yang harus disiasati dengan akal.


Nasi yang sejak dulu menjadi makanan pokokku sehari-hari, tidak bisa serta merta diganti dengan kentang ataupun roti seperti kebiasaan suami.

Lalu bagaimana solusinya?

Perlahan-lahan menu makanan aku ganti.

Dengan bahan yang sama, tetapi mendapat cita rasa yang berbeda.

Misalnya buncis, yang dulunya buncis cuma direbus kemudian disiram saus. Kurubah dengan menambahkan tempe dan kecap serta bumbu ala Indonesia. Jadilah oseng buncis tempe. Salade, yang dulunya hanya disiram minyak zaitun sama balsamico azijn. Kurubah dengan tambahan gorengan tahu tempe, rebusan telur dan aneka sayuran juga saus kacang. Jadilah gado-gado atau ketoprak.

Spaghetti, dengan sayuran dan saus Italiaans yang menurut lidahku rasanya tidak karuan. Kurubah dengan tambahan bumbu rempah ala Indonesia dengan sayuran yang berbeda, tak lupa daging ayam dan kecapnya. Jadilah bakmi Jawa dengan cita rasa nusantara.

Beef steak, daging sapi yang hanya dipanggang dengan sedikit minyak. Kurubah menjadi hidangan segala jaman.

Rendang!!!!

Sup yang biasanya hanya kentang atau labu yang diblender dengan tambahan garam, merica bawang dan kookroom. Kurubah menjadi soto ayam komplit dengan sayuran dan perkedel kentang.Telur yang biasanya cuma direbus atau digoreng, kurubah menjadi balado atau sambal goreng. Dan masih banyak lagi resep-resep masakan ala dapurku yang perlahan-lahan mulai merubah indera pengecap mereka. Dan satu lagi yang hampir tak pernah ketinggalan.

Krupuk!!!


Apakah mereka doyan?

Jawabnya adalah "doyan sekali"

Lalu apakah kemudian tiap hari aku memasak makanan Indonesia? Tentu tidak, karena hampir setiap hari aku bertanya "kalian mau makan apa?" Dan jawabnya hampir 90% selalu masakan Indonesia.

Lidah Belandanya sudah terdoktrin dengan lezatnya rempah-rempah Indonesia.


Juga soal pesta.

Tiap kali ada pesta dirumah, keluarga dan kenalan akan dengan senang hati menghadiri.

Kenapa?

Karena hidangan yang kita suguhkan bukan adat mereka. Prasmanan menu Indonesia dengan aneka cemilan diatas meja.

Lumpia, dadar jagung, mendoan, dadar gulung, speekoek, kue lapis lebih laris dipilih daripada potongan keju ataupun worst dan asinan olijf dengan tusuk gigi diatasnya.

Untuk pencuci mulut, seringkali saya menyediakan es buah atau dawet. Disamping potongan buah segar seperti semangka dan melon.

Apakah mereka senang?

Apakah mereka doyan?

Oooh...senang dan doyan sekali.

Jadi tamu kita pun terdoktrin dengan menu Indonesia.


Lalu, selama di Belanda apakah tidak ada sesuatu yang juga bisa merubah kebiasaan saya?

Pasti ada.

Berkunjung kerumah seseorang, ke dokter, mengurus administrasi dengan kantor apapun harus membuat janji terlebih dahulu. Tidak bisa lagi datang seenaknya seperti kebiasaan di tanah air dahulu.


Menjaga kebersihan juga salah satu kebiasaan yang otomatis saya lakukan.

Karena orang Belanda sangat tertib dan peduli dengan lingkungan. Jadi walaupun hanya bungkus permen ataupun kulit jeruk dan pisang selalu saya usahakan untuk membuang pada tempatnya. Apalagi tempat sampah banyak ditemukan dimana saja.


Tepat waktu, bukan jam karet.

Yang satu ini benar benar tidak bisa dianggap remeh. Karena semua orang punya kesibukan. Jadi datang tepat pada waktunya adalah sesuatu yang sudah menjadi budaya bagi orang Belanda.


Selain itu, kebiasaan untuk selalu mengucapkan alstublieft, sorry dan dankjewel dalam berbagai situasi adalah hal yang sudah mereka ajarkan sejak dini.

Jadi selain mendoktrin sayapun juga terdoktrin.

Tetapi doktrin yang ini sama sekali tidak merugikan dan membahayakan.

Tetapi justru menyenangkan.


NB: Tulisan berdasarkan pengalaman pribadi, apabila ada yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesarnya๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™


Silahkan klik๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡ untuk membaca tulisan tulisan saya yang lainnya.

https://sita-aulliya.blogspot.com/

Penulis 

Sita Aulliya

Lisse 2

10/01/2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terompah Kyai Ngabdulah

Randha Bingung #8

Sukarni #5