Kepercayaan Babi
Kepercayaan Babi
Sekumpulan babi tampak bergerombol didepan pintu pengadilan surga dan neraka.
Sesekali terdengar tawa dan obrolan mereka yang sedikit jorok.
"Dulu pantatku ditusuk lalu dipanggang oleh orang-orang di China," cerita seekor babi betina yang montok dengan santainya.
"Ehhh...aku juga diperlakukan sama oleh orang-orang di Bali, Medan," jawab seekor babi jantan dengan gentlenya.
"Ehhh...tidak usah pamer cara penyajian kalian, yang jelas ada berbagai cara dan pilihan rasa untuk menikmati kemolekan tubuh kita," bijak seekor babi tua sambil merebahkan tubuhnya.
Diantara canda dan obrolan mereka, tiba-tiba pintu pengadilan terbuka.
Tampak dua orang yang membawa buku dan timbangan ditanggannya.
"Apakah buku itu untuk mencatat nama kami?" Tanya seekor babi yang kebetulan berada paling depan.
"Apakah timbangan itu untuk menimbang berat kami?" Tanya seekor babi yang ada disebelahnya.
"Tidak," jawab kedua orang itu serentak.
"Lalu untuk apa? Apakah kami boleh langsung masuk ke surga kalian?" Seekor babi muda tampak sembarangan bicara tanpa berpikir panjang.
"Tunggu dulu," jawab seorang yang membawa buku.
"Kamu yakin bakal masuk ke surga Bi?" Tanya seseorang yang membawa timbangan sambil tersenyum.
"Sangat yakin, karena aku menerima kodratku sebagai babi tanpa pernah melawan."
"Aku juga menerima cara memperlakukan dan menilai keberadaanku dengan ikhlas."
"Aku juga tidak pernah mengganggu manusia ataupun mempromosikan diri agar dikonsumsi."
"Aku juga tidak pernah meletakkan lebel halal dan haram ditubuhku."
Jawab sekumpulan babi itu bersahut-sahutan.
Kedua orang pembawa timbangan dan buku catatan itu tampak tersenyum dan manggut-manggut.
"Apakah kalian marah ketika dibilang haram?"
"Apakah kalian marah ketika dianggap najis?"
Tanya kedua orang itu bergantian.
"Tidak, kami hanya menjalani takdir dan yakin serta percaya sepenuhnya kepada yang menciptakan kami." Jawab para babi dengan serentak.
"Jadi kalian punya kepercayaan?" Tanya kedua orang itu sedikit tersentak kaget dengan jawaban para babi.
"Yaaa....kepercayaan kami adalah BABI."
Jawab mereka serentak kemudian tertawa terbahak- bahak.
Lalu kedua orang itu pergi meninggalkan gerombolan para babi.
Mereka menuju barisan orang-orang yang tampak mengerikan tingkah polahnya.
Ada yang sibuk melepaskan tubuhnya dari belitan lidahnya yang terus memanjang.
Ada yang sibuk meluruskan jari tangannya yang terus bergerak menusuk-nusuk dan mengobok- ngobok rongga mulutnya.
Ada pula yang sibuk membersihkan air liur bercampur nanah yang terus menetes dari sudut bibirnya.
"Hai lidah, kenapa kau terus memanjang?"
"Hai jari-jari, kenapa kau tak bisa berhenti?"
"Hai mulut, kenapa kau tak bisa kering?"
Tanya kedua orang itu sambil menggelengkan kepala.
"Karena aku selalu merasa paling pintar, karena aku selalu menganggap paling benar, dan aku selalu memaksakan kehendak serta menganggap yang lain sebagai pendosa yang tidak berhak masuk surga."
Jawab mereka tanpa melihat kepada Si penanya.
Kenapa?
Karena mereka sibuk dengan dirinya!!!
#SatireAboutPigs
Lisse
12/06/2022
Komentar
Posting Komentar