Gemuk Dan Telanjang


 Gemuk dan Telanjang


Penulis : Sita Aulliya 


Kemajuan tehnologi pada saat ini benar-benar memberikan kemudahan dan memanjakan manusia dengan luar biasa.

Hanya berbekal kuota dan jaringan internet, seolah semua bisa menggenggam dunia.


Berbanding terbalik dengan jaman dahulu.

Saat  dimana untuk mencari sebuah referensi, benar-benar harus membaca dan mencari dari buku. Bahkan seringkali duduk berjam-jam di perpustakaan demi mendapatkan secuil informasi yang di inginkan.


Namun sekarang semua serba mudah, dimana media sosial "seolah" menjadi rumah mewah bagi penggunanya. 

Segala macam informasi digerojokkan hingga tumpah ruah.

Politik, ekonomi, religi, sosial budaya bahkan gosip-gosip recehan para pesohor atau orang biasa bisa  kita dapatkan dengan mudah.

Yang seringkali tidak ada hubungannya sama sekali.

Sehingga kita mengalami #Kegemukan informsi, news obesitas tanpa batas.


Maka membatasi dan menyaring semua informasi bisa menjadi cara yang sehat dan tepat. 

Karena bila kebablasan, kegemukan kabar recehan bisa meracuni dan merusak kesehatan pikiran.


"Sekarang banyak orang suka menelanjagi diri"

Bagaimana maksudnya?

Dari bangunan rumah-rumah digital, sekilas tampak pula karakter dan kecerdasan akademis, religis maupun sosial dari penghuninya. 

Dari apapun yang ingin dipamerkan atau sedang  dipikirkan, semua ditaruh dan diumbar di berandanya. 

Bahkan tidak jarang ada yang membiarkan semuanya terbuka, sehingga semua orang bisa memasukinya.

Lalu memberikan komentar dari apa yang ditulisnya.

Entah pujian, gurauan, masukan, kritikan pun celaan.

Kenyataannya itulah yang dinantikan bukan?


Namun demikian, tidak sedikit pula yang sangat bijak dan cerdas memanfaatkan fasilitas tehnologi modern ini.

Ada mereka yang membangun jaringan bisnis /relasi, memperkenalkan identitas diri/profesi, menunjukkan kemampuan apapun yang dimiliki /potensi.

Sehingga mampu menjangkau keluasan dan kebebasan dunia digital sebagai eksistensi diri.


Selagi masih dalam hal yang positif, tentunya hal itu tidak akan merugikan.

Tetapi bila ranah pribadi yang seharusnya dikunci malah diumbar, hal itu yang harus benar-benar dikendalikan.

Jangan sampai kecanggihan digital yang seharusnya memudahkan manusia berkreasi dengan daya cipta yang tinggi justru melenakan jiwa yang tanpa sadar malah "menelanjangi diri" dalam perspektif yang negatif.


Lisse, Nederland 

17-09-2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abot

Sukarni #5

Gayuk-Gayuk Tuna