Nama Saya Siska
Nama Saya Siska Mbak
"Makanannya enak apa nggak, Mbak Sita?" tanya seorang wanita bertubuh subur dengan senyum manis dan kulit putihnya.
"Oh ... enak dan cocok untuk lidahku" jawabku dengan sedikit terkejut.
Bagaimana dia tahu namaku Sita?
Dan dari sekian banyaknya orang, kenapa dia keluar dari dapurnya hanya untuk menyapa dan menanyakan rasa masakannya?
Jujur saja, aku bukan orang pesta yang biasa wira-wiri di berbagai acara. Tetapi untuk acara special seorang kawan saat itu, aku sengaja meluangkan waktu.
Namun meski tidak seberapa lama kita berbicara keramahan, kehangatan dan kebaikan hati wanita itu terlihat nyata.
"Mbak Sita mau risoles atau paste atau lainnya barangkali? Semua saya sendiri yang membuatnya," tawarnya sambil hendak mengambilkan tumpukan kue-kue yang ada di depannya.
"Ohhh...sudah, sudah Mbak..." tolakku sedikit tercekat karena aku tidak tahu namanya.
"Siska...nama saya Siska," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Oh...Siska Catering yang terkenal itu ya? Saya sering membaca di flayer berbagai acara yang menjadi sponsor atau penyedia makanannya dari Siska Catering. Ternyata ini to pemiliknya," sambutku saat menjabat tangannya.
Rupanya percakapan itu menjadi awal dan akhir perjumpaan pun perkenalan kita.
Kemarin siang, di berandaku ramai orang menuliskan berita duka cita tentang kepergiannya.
Meski aku tidak begitu mengenalnya, tetapi ceritaku diatas cukuplah menjadi saksi tentang kebaikan dan keramahannya.
"Selamat jalan Mbak yang baik, semoga surga terindah yang layak kau dapatkan di alammu yang baru. Seindah hati dan senyummu malam itu."
- Maaf, aku tidak punya foto dengannya.
Karena dalam berbagai acara, aku sangat jarang membikin foto/membuka HP. Aku lebih suka ngobrol sebagai bentuk komunikasi nyata daripada berfota-foto tanpa mengenal namanya.
Amstelveen
03-08-2023
Komentar
Posting Komentar